27 April 2010

Posted by Vby Utami | File under :
Coffee Bean
Saya sangat kagum melihat kelihaian tangan seorang koki tempat saya bekerja. .
Meramu masakan ala Jepang yang sangat asing di leher orang awam. .
Ku amati tangannya. .

Dia baru saja merebus wortel. .
Wortel yang tadinya keras menjadi lembek. .
Diangkat pula beberapa butir telur dari kukusan. .

Yang tadinya lembek menjadi keras. .


Perhatianku beralih. .

Kini bukan pada masakan Jepang tersebut ataupun pada kokinya yang terampil. , tapi pada “wortel dan telur” itu. .


Apa hubungannya??


Tahan sejenak. .

Pikiranku mulai berputar. .
Oh ya, saya teringat dengan sebuah kedai kopi d
i mana saya dan teman-teman selalu nongkrong tiap hari sewaktu SMA.

Hampir sama dengan koki tempat saya bekerja. , pelayan kedai ini juga sangat terampil membuat kopi sesuai suasana hati kita. .

Setiap kali saya ke sana. , saya memilih tempat yang dekat dengan “dapurnya”. .

Saya sangat menyukai aroma “ruangan” itu. .

Dimana aroma kopi yang menyerbak di dalam poci di atas tungku. .


Biji kopi itu. .

Memberi “Warna dan Rasa”. .

Ku simpulkan ketiga “benda” itu. .

Berharap ada makna yang dapat kupetik. .


Yang pertama, “Wortel”. .

Melambangkan seseorang yang tadinya teguh akan pendiriannya, tegas dan bekerja keras, setelah mendapatkan cobaan atau menghadapi masalah, dan tekanan terhadap lingkungan, kini tidak berani mengambil suatu keputusan. Sehingga dia menjadi sangat lemah dan konsep dirinya pun ikut berubah. .


Yang kedua,”Telur”. .

Melambangkan seseorang yang tadinya lemah lembut, mengerti perasaan orang lain, dan memiliki tanggung jawab, setelah diterpa masalah besar membuatnya menjadi mudah putus asa, keras kepala, mudah tersinggung dan egois. .


Yang ketiga,”Biji Kopi”
. .
Melambangkan keteguhan seseorang yang tidak pernah berubah sekalipun diterpa banyak masalah, tetap optimis dan ketika masuk dalam dapur permasalahan, ia mampu memberi warna dan aroma terhadap lingkungan sekitarnya.


“Wortel, Telur, dan Biji Kopi”


Setiap orang pasti pernah mengalami permasalahan dan setiap orang pun pasti mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan masalahnya.

Entah ia bersikap layaknya “Wortel, Telur, atau Biji Kopi”


Seorang rekan saya pernah bercerita tentang permasalahannya dengan Ayahnya. .

Ayahnya harus dimutasi ke suatu daerah yang tempatnya tidak sesuai dengan gaya hidupnya yang terkesan “Hedon”. .


Lama kelamaan ia sadar bahwa ternyata permasalahnya merupakan jalan terbaik bagi kehidupannya terutama bagi keharmonisan keluarganya. .

Ia merasa semakin dekat dengan orang tuanya karena gaya hidupnya telah berubah dan waktu berkumpul dengan keluarganya makin banyak. .

Ketika masalah itu muncul, cara pandangnya telah menuntunnya untuk menjadi biji kopi yang bisa memberi keharuman bagi keluarga dan lingkungan kehidupannya yang baru. .


Mau menjadi “Wortel, Telur, atau Biji Kopi” semuanya tergantung dari bagaimana kita merespon permasalahan yang kita hadapi. .

0 comments:

Post a Comment