24 April 2010

Posted by Vby Utami | File under : ,
Kisah Sang Bintang
Pada suatu malam seperti hari sebelumnya, hujan turun membasahi halaman rumahku yang sempit. .
Aku seorang diri lagi. . =(
Aku tak tahan dan bertanya pada langit. .

“Langit!! Mengapa engkau tak menampakkan bintangmu?”
“Apakah mereka sudah lengah?”

Langit tetap saja terdiam

“Langit!! Tolong jawab pertanyaanku!!”
“Mengapa engkau diam saja??”
“Akankah engkau juga tak peduli?”

Aku ulangi pertanyaan itu hingga pipi meronaku basah, bukan karena air hujan tapi air mata yang tak dapat dibendung sedari tadi. .
Tiba-tiba. .
Suara lirih datang menyapa. .

“Mengapa engkau begitu marah kepadaku??”
“Ahh. .!? Engkaukah itu Sang Bintang??”
“Yaa. .Ini aku?! Sang Bintang yang tak pernah berniat meninggalkanmu barang sedikit pun. .”
“Mmmana mungkin? Engkau baru saja meninggalkanku! Engkau jahat!”
“Haha. . Jahat? Apa buktinya?”
“Buktinya sudah cukup jelas, beberapa hari ini aku sering menunggumu di sini, berharap engkau datang menghibur dan menemani malamku. .”
“Haha. .”
“Mengapa engkau tertawa? Engkau senang melihat aku menderita tanpamu?”
“Wahh. .bukan itu maksud aku. . Aku juga sangat merindukan senyumanmu! Sumpah!!”
“Lalu? Jika rindu, mengapa tak datang? Bukankah itu lebih baik?”
“Kan ada hujan yang menemani malammu? Bukankah engkau pun menyukai hujan? Bukankah selama ini hujan selalu membuatmu ceria? Bukankah setelah hujan akan ada pelangi yang selalu menghiasi langit? Bukankah engkau sangat mengagumi pelangi? Hujan dan pelangi juga kawanku. .”
“Mmmm. . .”
“Sayang. . Aku tak pernah meninggalkanmu. . Aku selalu ada untukmu, selalu ada di dekatmu walau pun engkau tak pernah melihatku. . Yaa. . engkau tak pernah melihatku karena awan menutupiku. . Tapi aku melihatmu di balik awan itu, dan jika engkau bisa mengontrol perasaanmu, engkau pun bisa melihatku. . Dan kita pastinya dapat bermain bersama. . “
“Kalau begitu, hapus saja awannya! Biar tak ada penghalang diantara kita. .”
“Sekali lagi, Engkau masih menggunakan egomu sayang. .”
“Mmmmm. . .??”
“Tahukah engkau, mengapa ada rongga diantara paru-parumu? Agar engkau bisa bernafas lega. . Atau mengapa harus ada spasi diantara kata per kata yang engkau tuliskan? Agar tulisanmu indah, bisa dibaca dan mempunyai makna. . Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayangi bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang saling berdekatan, tapi ia tak ingin saling mencekik, jadi ulurlah tali itu. . Jiwa tidaklah dibelah tapi bersua dengan jiwa lain yang searah, jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang. . Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat karena aku ingin seiring dan bukan digiring. . Yaa. . seperti itulah kita. . Kali ini, engkau akan paham akan kata-kataku sayang. .”

Sejenak aku tertegun. .
Sang Bintang begitu sayang padaku. .
Walau terpisah oleh jarak. . Sang Bintang tetap memperhatikanku. .

“Yaa. . Kali ini aku paham! Jarak itu, rongga itu, spasi itu. , semua bermakna. . Terima kasih Bintang, engkau memang penerang bagi hidupku. .”
“You are welcome! Aku ada karena engkau ada kan. .?” =)
“So? Apa yang akan kita lakukan?”
“Bagaimana kalau kita bernyanyi? Mengikuti irama hentakan hujan?”
“Wahh. . Good idea!! Dan setelah itu, keesokan harinya, aku akan melihat pelangi menyambut pagi. . Itu akan membuat hariku semakin berwarna. .”
“Ingatlah sayang. . Sang Bintang tak akan pernah meninggalkanmu. . Tak pernah tidur. . Selalu melihatmu di siang dan malam. . Selalu menjagamu walau engkau tak sadar. . Kerlipan itu hanya untukmu. .”

0 comments:

Post a Comment